itu-itu saja
Emosi akhir-akhir ini disebabkan tidak lain dan tidak bukan adalah permasalahan rumah tangga yang dibagi kepada saya sebagai anak terakhir yang ada di rumah, perihal ekonomi yang saya juga masih menjadi tanggungan. Menimbulkan rasa prihatin dan perasaan tidak enak dalam hati, dimasa-masa satu minggu menjelang pengumuman SNBP ini saya harus dilibatkan dalam permasalahan yang itu-itu saja, fokus saya terbagi diantara harapan dan cita-cita dan realitas yang ada.
Perasaan seperti itu sedikit memunculkan inisiatif untuk mencari pendapatan selagi menunggu pengumuman SNBP, mengingat saya tidak bisa hanya diam saja. Namun, ada perasaan berat dalam diri mengenai bahwa 'bekerja' itu bukan kehendak dan diluar rencana saya pribadi.
Apabila harus mengorbankan cita-cita dan harapan pastilah konflik batin bagi saya, sebaliknya apabila memaksakan kehendak tentu memberatkan ibu saya. Keadaan seperti ini sangat menyebalkan, mendekati bulan suci barangkali ini adalah sebuah teguran untuk saya lebih mendekatkan diri pada yang maha kuasa. Namun malah menghadirkan perasaan-perasaan berat dan menyebalkan. Saya rasa banyak hal dan hak yang terlalu banyak mereka ambil di usia saya yang sekarang, dan itu terasa tidak adil.
Mengenai hal dan hak, tidak muluk-muluk hidup dilingkungan yang nyaman dan hangat adalah hal terkecil yang mereka renggut dari saya.
Komentar
Posting Komentar