Pelbagai Hal

Sudah tiga hari PTM, hawa naik turunnya sudah terasa. Ngak kayak naik wahana, tapi kayak bakal muncak ke tempat yang tinggi banget. Itu semua harus terbayar dengan apa-apa yang sudah saya usahakan! Entah kenapa saya punya ekspetasi kayak begitu. Bakal kecewa tidak ya? 

Hari pertama di spoiler tugas Bindo yang katanya semua bakal individu, mulai dari Proposal, KTI sampai ke Drama. Jam kedua dapat punishment hapalan surat dan artinya. Jam terakhir si bapaknya sakit, tidak masuk jadi harus ngepush tugas sampai nulis lima halaman. 

Selasa, jam pertama sudah jamkos karena gurunya ada acara, tetap ngasih tugas dan langsung di selesaikan di sekolah. Jam kedua terpotong karena lepas sambut kepsek yang berujung pulang lebih awal, tapi saya sempatkan main ke perpus untuk pinjam buku. Disana bareng temen kelas, pas pulang ada yang minta 'nebeng', saya iyakan saja karena katanya satu arah, faktanya saya malah diarahkan ngantar dia pulang sampai depan rumahnya, yang lumayan jauh dari jalan utama, saya baru tahu kalau arti 'nebeng' di kbb dan kodia itu beda. Dahlah, hiks... Gedek iya, tapi da gimana? 

Hari ketiga, tiga guru mapel yang ngasih wejangan, dan semuanya berbeda. Guru pertama itu baik mungkin karena kebaikannya disalahgunakan beliau jadi murka. Guru kedua itu Sosiologi yang baru, masih muda dan tahun ini lulus dari UPI. Si ibu bercerita bahwa dia kuliah itu atas dasar doa orang tua dan takdir serta jalan hidupnya, sebab dia dulu kelas bahasa yang dicap rebel di angkatannya. "Jadi, apapun yang kalian inginkan tong hilap restu orang tua!" Begitu katanya. Terakhir guru PKWU yang diganti, si bapaknya diawal sudah nge doktrin soal mimpi dan harapan "Jadi kita kudu ikhtiar sabab teu ikhtiar, mun ngan doa hungkul mah bodo ngaranna! " Begitu sambungnya. 

Saya hanya memperhatikan, faktanya memang sesuatu itu dapat diusahakan, tapi ada juga orang yang memang sudah diberi lebih dari awal. Entah bagaimana pun semua dapat jalannya sendiri kan? Banyak contoh bahwa hasil atau doa tidak dapat dijadikan acuan untuk meraih apa apa yang materialis bersifat duniawi. Singkatnya manusia berusaha Tuhan menentukan. Tapi ada juga yang manusia bermimpi Tuhan mengabulkan. Semuanya hanya rahasia-Nya, diluar sana memang banyak pertanyaan yang tidak usai,kan? 

Lieur sagala dipikiran, yang terbaik adalah mensyukuri dan menjalani hari ini dengan sebaik mungkin. Tidak lupa Tuhan sabab lain atheis. Semua yang ada di pikiran dan angan saya suka kembali kepada titik awal, kembali kepada pada pertanyaan itu sendiri. Pada jawaban sederhana yang tidak perlu Konklusi. 

Komentar

Postingan Populer