pengalaman.

Pengalaman ANBK yang sedikit bisa dijadikan pelajaran,  selain pergi pagi ketika daerah rumah stroberi suhu udara menusuk-nusuk pelipis, juga sampai cisarua masih ada kabut dan ketemu monyet di daerah curug cimahi.  

Hikmah lain yang bisa di petik adalah perihal literasi,  dan ini sangat berpengaruh dalam PJJ/Daring dan kawan-kawannya.  Terlebih sering diberi modul dibanding tatap maya. Memberikan kemudahan dalam menarik benang merah di setiap materi,  buktinya mapel Geo ketika kelas 10, saya dapat A meskipun mengumpulkan tugas mepet di deadline.  

Kelas 10 saya memang berantakan,  terlebih syok dan belum beradaptasi dengan lingkungan belajar-peralihan SMP ke SMA-yang lebih padat dan kompleks di tambah dengan masalah percintaan yang buat saya jungkir balik perasaan, kesalahan lainnya malah cari pelampiasan.  Kompleks plus Komplikasi.  

Tetapi, pencapaian tersebut hanya membuahkan ranking 5, masuk 16 besar jika lihat rank pararel.  Bukan sebuah tolak ukur dan jaminan sukses di masadepan,  memang usaha berbanding lurus dengan hasil.  Namun,  agaknya sebagai makhluk tuhan juga sudah seharusnya kembali pada nilai dan iman bahwa "semua sudah ada jalannya".

Bertemu dengan orang-orang aneh,  kelompok partikular dan ekslusif,  membangun tembok superior dan inferior. Sedikit besarnya memercikkan api persaingan di kelas, saya terpicu hanya untuk mengisi nilai rapot dengan A dan B, setidaknya menduduki 10 kursi terbesar di kelas.  

Ingin melepaskan diri dari kelompok primer yang di isi dengan berbagai individu yang parasit,  tidak berbaur, individualisme jadi pilihan karena memang tidak memiliki tujuan yang sejalan menghindari konflik.  Bagi saya ambis itu boleh tapi blunder jangan bodoh juga jangan,  implementasi ilmu "tuhan" dan hidupnya itu harus seimbang,  jika bisa menghafal 30 juz firmannya, maka harus bisa juga menyalakan mic penunjang dakwah dan tilawahnya.  Seimbang bukan?  

Komentar

Postingan Populer