Curi waktu bagian 2

Hari ini seperti biasa,  bangun pagi lalu mandi tadi moyan dengan tanara lalu ada sedikit tragedi di tembak minyak lumayan banyak di tangan sampai paha,  soalnya kebetulan lagi jongkok dekat kompor, untungnya ada bioplasenton. 

Sorenya di suruh nganterin sembako ke rumah ua lokasinya lumayan dekat dengan aa, anak bungsunya baru menikah, merintis rumah tangga serba awal. Yang saya lihat mereka menikah atas dasar "fisik" saja "tapikan perihal cantik/tanpan itu relatif" tapi bagi saya itu kelihatan "blah-bloh", lalu tempat tinggal masih sewa dan kendaraan ternyata aset milik kakak saya. Yasudahlah

Kemarin sempat haha-hihi lagi dengan kamelia,  katanya masih belum percaya lihat kami (saya dengan aa), lalu nyeletuk "ngak kebayang entar anaknya kayak Albert Enstein" padahal IQnya lebih tinggi Alm. B. J. Habibie.

Nganter sembako sambil curi waktu, menyelinap kedok nganter melon ke rumah aa,  hahaha... Besok senin,  saya juga perlu semangat.  Asal ketemu secara fisik rasanya lebih dari cukup. 

Mungkin kedepannya harus pandai menyembunyikan perasaan,  mamah paling ngeuh kalau saya senyum-senyum sendiri.  Malu sih,  ah saya mulai nakal, tapi agaknya itu perlu?  Benarkah?  Apa perlu? Mungkin kedepannya harus izin dulu?  

Komentar

Postingan Populer