Jalan jalan
23 Februari 2021.
Kami, (saya, 2 sahabat saya: Kamelia & Angeli, serta pak kus tentunya) berkunjung ke Braga, alun-alun, dan CEC. Sekedar memanfaatkan waktu ketika tugas tidak terlalu padat. Banyak yang saya dapatkan ketika jalan-jalan disana berikut saya uraikan.
Tempat yang pertama kali kami kunjungi adalah Braga, kesan peninggalan dan era 90 an masih terasa, salah satunya dari bangunan. Ada orang yang mencetuskan bahwa 'Bandung tercipta ketika Tuhan Tersenyum' mungkin benar,lalu apakah senyuman tuhan pudar ketika mengetahui bahwa globalisasi mengubah kehidupan di dalamnya?
Saya merasa risih dengan duduk-duduk di trotoar, mengingat ketika keramaian di manfaatkan untuk mengemis bahkan dijadikan sumber mata pencaharian. Awalnya sih biasa saja, namun mengingat banyaknya pengemis yang terus kami temui sepanjang jalan, agak 'gedek' juga. Kami menemui 6 pasangan yang melakukan foto preweding disana. Bagi saya sih, Sudah biasa.
Hampir setiap orang yang datang menghampiri kami selalu menanyakan "kakak selebgram?" membuat Braga sedikit "kotor" oleh hal-hal seperti itu. Saya risih, Braga tidak diciptakan untuk orang orang yang 'Hits' & 'nyentrik' saja. Bahkan Braga sudah ada sebelum Selebgram itu ada. Braga itu untuk semua orang!. Jadi pengalaman pengemis dan Braga untuk Selebgram itu agak kurang menyenangkan bagi saya.
Ketika ke alun-alun, ternyata akses untuk masuk ke halaman masjid agung di tutup, lalu kami berbelok ke CEC (Cikapundung Elektronic Center) , sebuah pusat elektronik yang unik. Banyak yang bisa di temui, mulai dari barang barang antik dan aneh, hanya saja bangunannya yang kurang di kelola dan di urus. Sangat di sayangkan. Sudah dulu ya, nanti saya sambung di lain waktu. Ciao
Komentar
Posting Komentar